skip to Main Content

Kisah Al-Fudhoil bin Iyadh

: ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺬﻫﺒﻲ ﻓﻲ ﺳﻴﺮ ﺃﻋﻼﻡ ﺍﻟﻨﺒﻼﺀ
 ﻛﺎﻥ ﺷﺎﻃﺮﺍ ﻳﻘﻄﻊ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﺑﻴﻦ ﺃﺑﻴﻮﺭﺩ ﻭﺳﺮﺧﺲ، ﻭﻛﺎﻥ ﺳﺒﺐ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﺃﻧﻪ ﻋﺸﻖ ﺟﺎﺭﻳﺔ، ﻓﺒﻴﻨﺎ ﻫﻮ ﻳﺮﺗﻘﻲ ﺍﻟﺠﺪﺭﺍﻥ ﺇﻟﻴﻬﺎ، ﺇﺫ ﺳﻤﻊ ﺗﺎﻟﻴﺎ ﻳﺘﻠﻮ : (ﺃﻟﻢ ﻳﺄﻥ ﻟﻠﺬﻳﻦ ﺁﻣﻨﻮﺍ ﺃﻥ ﺗﺨﺸﻊ ﻗﻠﻮﺑﻬﻢ) {ﺍﻟﺤﺪﻳﺪ : 16 } ﻓﻠﻤﺎ ﺳﻤﻌﻬﺎ، ﻗﺎﻝ : ﺑﻠﻰ ﻳﺎ ﺭﺏ، ﻗﺪ ﺁﻥ، ﻓﺮﺟﻊ، ﻓﺂﻭﺍﻩ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﺇﻟﻰ ﺧﺮﺑﺔ، ﻓﺈﺫﺍ ﻓﻴﻬﺎ ﺳﺎﺑﻠﺔ، ﻓﻘﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﻧﺮﺣﻞ، ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻌﻀﻬﻢ : ﺣﺘﻰ ﻧﺼﺒﺢ، ﻓﺈﻥ ﻓﻀﻴﻼ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻳﻘﻄﻊ ﻋﻠﻴﻨﺎ، ﻗﺎﻝ : ﻓﻔﻜﺮﺕ، ﻭﻗﻠﺖ : ﺃﻧﺎ ﺃﺳﻌﻰ ﺑﺎﻟﻠﻴﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ، ﻭﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻫﺎ ﻫﻨﺎ ﻳﺨﺎﻓﻮﻧﻲ، ﻭﻣﺎ ﺃﺭﻯ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﺎﻗﻨﻲ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﺇﻻ ﻷﺭﺗﺪﻉ، ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺇﻧﻲ ﻗﺪ ﺗﺒﺖ ﺇﻟﻴﻚ، ﻭﺟﻌﻠﺖ ﺗﻮﺑﺘﻲ ﻣﺠﺎﻭﺭﺓ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ . ﺍﻫـ

Al-Imam Adz-Dzahabi –رحمه الله- mengkisahkan dalam kitab beliau “Siyarul A’lam An-Nubala” :
“Dulu Al-Fudhoil (ibn Iyadh)* adalah seorang pembegal ulung yang mencegat orang-orang di tengah jalan pada wilayah sekitaran Abyurd dan Sarkhos (daerah Samarkand), sebab pertaubatan beliau adalah lantaran karena beliau dulu tergila-gila dengan seorang perempuan, suatu saat ketika beliau hendak memanjat tembok rumah si perempuan untuk bertemu dengannya, tak sengaja beliau mendengar seseorang tengah membaca Al-Quran pada ayat :

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Surat Al-Hadid : 16]

Setelah mendengar ayat ini beliau berkata : “Benar wahai Tuhanku, telah datang waktunya (untuk bertaubat).”

Kemudian beliau beranjak pulang. Lalu datanglah waktu malam dan beliau bermalam di tanah yang kosong, tiba-tiba ada sekelompok orang yang berjalan melintasi tempat tersebut. Sebagian dari orang tersebut berkata :
“apakah kita berangkat sekarang…?”

Sebagian yang lain menjawab :
“Tidak, kita tunggu sampai pagi saja, karena Fudhoil biasa di jalan ini, bisa aja kita nanti dibegal sama dia”,

Fudhoil berkata :
“Akupun berpikir dan berkata dalam hatiku : aku hidup di malam hari penuh dengan kemaksiatan, dan sebagian dari kaum muslimin disini sampai ketakutan pada diriku, tidaklah aku melihat Allah ta’aala membawaku kepada mereka kecuali agar aku kapok dan bertaubat, ya Allah wahai Tuhanku, sungguh aku bertaubat kepada-Mu, dan aku jadikan taubatku untuk kemudian aku tinggal berdampingan dengan Masjidil Haram.”

Wallahu a’lam
Semoga bermanfaat

Diterjemahkan dari : http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=239014

*Al-Fudhoil Bin Iyadh -رحمه الله- adalah seorang ulama dari Generasi tabi’ut taabi’in yang hidup selama kurang lebih 80 tahun. Lahir tahun 107 H dan wafat Tahun 187 H .

الفقير إلى عفو ربه و مغفرته

Al-Ustadz Setiawan Abu Maryam, BA.

(Alumni LIPIA Jakarta, Staff Pengajar Ma’had Rahmatika Al-Atsari Sagalaherang Subang)

This Post Has 0 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *